
Ayam Goreng Suharti adalah nostalgia. Begitulah kira-kira satu kalimat di kepala kami untuk menggambarkan merk ayam goreng dengan logo foto Ibu Suharti yang ikonik dengan sanggulnya.
Bagaimana tidak? Salah satu tim kami Nizar yang lahir di Semarang bercerita jika sering menikmati Ayam Goreng Suharti di cabang Krapyak sejak tahun 2000an awal. Ayam goreng yang dilengkapi kremesan gurih dan nikmat ini memang hadir sejak tahun 1972. Bahkan menurut informasi yang kami dapatkan, cikal bakal ayam goreng Suharti telah ada lebih lama dari itu.
Jika dihitung hingga tahun 2025 ini, usia Ayam Goreng Suharti sudah mencapai 53 tahun. Tentu saja TemanJajan generasi 70an hingga 90an seperti kami familiar dengan rumah makan yang berasal dari Yogyakarta ini. Bahkan beberapa pelanggan dari generasi tersebut telah mengajak anak cucu mereka yang lahir di generasi 2000an dan 2020an untuk makan di rumah makan ini.
Konsistensinya selama setengah abad lebih membuat Ayam Goreng Suharti layak disebut kuliner legendaris. Sehingga wajar jika bagi kami menganggap Ayam Goreng Suhari masuk daftar top tier ayam goreng tradisional Indonesia.
Bicara tentang Ayam Goreng Suharti tidak lepas dari kontroversi yang membayanginya. Bukan bermasalah di produk atau layanan, namun kisah pecah kongsi suami istri pemilik Ayam Goreng Suharti adalah penyebabnya.
Merunut informasi yang kami dapatkan, Ayam Goreng Suharti adalah bisnis keluarga yang dimulai dari dua generasi sebelumnya. Ibu Suharti merupakan cucu dari pendiri Ayam Goreng Mbok Berek, merek ayam goreng yang juga cukup terkenal di Pulau Jawa.
Sejak muda Ibu Suharti telah familiar mengolah ayam goreng karena turut membantu bisnis Ayam Goreng Mbok Berek. Hingga suatu saat Ibu Suharti berhasil menemukan resep ayam goreng khas miliknya sendiri.
Di tahun 1950 – 1960an Ibu Suharti mulai mencoba menjual ayam goreng buatannya di Yogyakarta. Lalu di tahun 1972 setelah menikah dengan suaminya, Ibu Suharti mencoba membuka rumah makan pertamanya dengan nama Ayam Goreng Ny. Suharti.
Namun, di tahun 1991 Ibu Suharti dan suaminya bercerai hingga membuat bisnis Ayam Goreng Ny. Suharti pecah kongsi. Konflik tersebut berujung pada bisnis Ayam Goreng Ny. Suharti dimiliki oleh mantan suaminya.
Tidak tinggal diam, di tahun 1992 Ibu Suharti kembali mendirikan rumah makan dengan menu ayam goreng khas buatannya bernama Ayam Goreng Suharti. Merek barunya ini telah dipatenkan dengan menggunakan logo foto dirinya agar tidak mudah ditiru orang lain. Sementara logo Ayam Goreng Ny. Suharti masih tetap sama menggunakan gambar dua ayam.
Ulasan menu ini dibuat oleh Nizar saat bernostalgia makan di Ayam Goreng Suharti Krapyak ketika mudik lebaran kemarin. Berikut adalah tulisannya yang dapat TemanJajan baca sekaligus ikut sedikit bernostalgia:
Menikmati ayam goreng di rumah makan Ayam Goreng Suharti rasanya kurang puas jika tidak memesan ayam utuh. Ada sensasi nikmat saat mengambil beberapa bagian ayam yang TemanJajan suka sacara langsung dengan tangan.
Sebenarnya tampilan penyajian menu ayam goreng besar ini cukup sederhana. Satu ekor ayam goreng disajikan di atas piring melamin putih dengan bentuk potongan seperti kupu-kupu yang melebar lalu diberikan tumpukan kremes di atasnya.
Ayam yang digunakan adalah ayam kampung dengan berat yang saya taksir sekitar 700 – 850 gram. Ayam tersebut diolah dengan berbagai bumbu rempah dan diungkep selama beberapa jam. Sehingga tekstur ayam kampung yang terkenal alot atau liat jadi lebih empuk.
Rasa ayam gorengnya pun hampir tidak ada perubahan dari tahun 2000an. Gurih, asin dan nikmat. Cocok dipadupadankan dengan sambal terasinya yang cenderung manis. Terasa konsistensi cara memasak dan penggunaan bumbu selama puluhan tahun.
Lalu kremesnya pun masih sama enaknya dengan dominasi rasa gurih yang memikat. Namun, pada ayam goreng yang saya pesan tampilan kremesnya cenderung seperti remahan pasir. Jika saya tidak salah ingat, ini sedikit berbeda dengan tampilan kremesan waktu dahulu yang bentuknya lebih solid seperti sarang semut.
Selain bentuk, saya juga merasa porsi kremesnya kurang banyak untuk dimakan berlima. Namun, tidak jadi masalah karena rasanya tetap enak dan membuat saya khilaf mengambil nasi hingga 2,5 kali dari bakul. Saya juga tambah menu satu porsi ekstra keremes yang akan saya ulas di poin berikutnya.
Menu ayam goreng satu ekor ini sudah mendapatkan sambal terasi tanpa lalapan. TemanJajan bisa memesan lalapan terpisah sebagai side dish jika ingin menambahkan sensasi segar. Lalapan yang disajikan berisi timun, tomat, kol dan selada segar.
Harga: Rp 110.000
Selain ayam goreng kremes, menu lain yang populer di rumah makan Ayam Goreng Suharti adalah nasi gudegnya. Maklum, mungkin karena rumah makan ini berasal dari Yogyakarta, maka ada beberapa menu khas Yogyakarta lainnya yang ditawarkan.
Seperti saat tahun 2000an, kali ini saya kembali memesan nasi gudeg telur. Gudeg yang disajikan merupakan jenis gudeg kering yang rasanya manis dan bertekstur kesat.
Satu porsi nasi gudeg telur ini berisi: nasi putih, sambal goreng rambak atau krecek, gudeg kering, telur cokelat, tahu dan kerupuk udang. Meskipun menggunakan gudeg kering, sepertinya menu ini juga menggunakan sedikit areh karena di atas telur dan gudeg terlihat sedikit basah.
Seperti gudeg khas Yogyakarta, rasa makanan ini cenderung manis dan sedikit pedas. Nasinya putih bersih, harum dan pulen. Ditambah kondimen kerupuk memberikan tekstur renyah yang nikmat.
Harga: Rp 30.000
Karena saya merasa bumbu kremes dalam penyajian ayam goreng besar kurang banyak, maka saya pesan tambahan satu porsi bumbu ayam. Jika TemanJajan masih bingung, bumbu ayam merupakan nama menu kremesan yang ada di rumah makan Ayam Goreng Suharti.
Saya cukup happy memesan menu ini. Karena ternyata bentuk dan tekstur kremesnya adalah yang saya inginkan. Lebih solid, berlubang-lubang seperti sarang semut. Saat digigit terasa sensasi “kres” dan remuk dimulut membaur dengan rasa gurih asin yang nikmat.
Porsinya cukup banyak sehingga TemanJajan bisa memakannya bersama dengan teman makan lainnya. Saat saya makan kemarin pun masih tersisa dan saya putuskan membungkusnya untuk dimakan di rumah.
Kremes Ayam Goreng Suharti ini selalu terasa khas. Saya menerka pembuatan kremesan ini menggunakan campuran bumbu rempah dan sari pati ayam hasil proses pengungkepan. Sehingga rasa dan aroma hampir sama khasnya dengan ayam gorengnya.
Pokoknya saya merekomendasikan TemanJajan untuk memesan menu ini saat makan di rumah makan Ayam Goreng Suharti.
Harga: Rp 30.000
Jika TemanJajan merasa nasi ayam goreng saja terasa kering atau “garingan”, maka saya rekomendasikan untuk pesan sayur asem. Menu ini bisa memberikan sensasi kesegaran setelah TemanJajan menghabiskan menu utama.
Sayur asem di rumah makan Ayam Goreng Suharti ini adalah tipe sayur asem Jawa. Rasa manisnya cukup kentara membaur bersama rasa gurih dan asam segar. Sehingga rasa manisnya masih aman karena tidak dominan.
Isian dalam sayur asem ini terdiri dari kacang panjang, jagung manis, kacang, biji dan daun melinjo serta labu siyam. Kuahnya sedikit merah namun tidak pedas. Melihat warna kuahnya saya tebak jika sayur asem ini dimasak dengan bumbu ulek.
Harga: Rp 30.000
Ini dia menu penyempurna makan di Ayam Goreng Suharti. Entah mengapa saya selalu merasakan sensasi makan ayam goreng dan kremesan Suharti ini hanya “klop” dan sempurna dengan sambal terasi ini.
Sambal terasi di Ayam Goreng Suharti ini rasanya juga khas banget. Aromanya harum, rasanya cenderung manis dan ada rasa gurih dari terasinya. Namun rasa dan aroma terasi dalam menu ini sangat sopan dan tidak menyengat. Benar-benar sensasi nikmat.
Level pedas sambal terasi ini juga sangat sedikit. Saya sebagai penyuka pedas malah menganggap sambal ini tidak pedas. Mungkin karena memang dominan menggunakan cabai merah saja sehingga rasa pedasnya tipis, tekstur sambalnya lembut, warnanya merah tua.
Fun fact soal sambal terasi ini, volume sambal yang dihidangkan lebih banyak dibanding yang diberi wadah untuk pesanan take away. Nah, jika TemanJajan membeli ayam goreng besar, saya merekomendasikan untuk tambah ekstra satu porsi sambal terasi lagi biar makan jadi lebih puas.
Harga: Rp 5.000

Ayamg Goreng Suharti memiliki konsep rumah makan dengan kapasitas besar dan parkiran luas. TemanJajan bisa memesan menu langsung melalui staf pelayan yang biasanya datang ke meja konsumen. Pembayaran biasa dilakukan di akhir setelah konsumen menyelesaikan makan.
Hal menarik dari rumah makan ini adalah adanya kesamaan desain atap joglo limasan di hampir semua cabang. Selain itu suasana jadul dan homey yang nyaris tidak berubah sejak puluhan tahun lalu juga saya rasakan.
Total ada 40 lebih menu yang ditawarkan di rumah makan Ayam Goreng Suharti. Menu tersebut terdiri dari 30 menu makanan a la carte, 6 menu paket, dan 18 menu minuman. Hampir semua menu makanan merupakan menu khas Jawa seperti ayam goreng kremes, tahu dan tempe bacem, gudeg, sambal goreng krecek, trancam, dan lainnya.
Klik menu Ayam Goreng Suharti untuk mendapatkan informasi lebih lengkap.
Cekatan, ramah, penyajian cepat
Tunai non-digital, QRIS, Transfer
Halal
08.00 – 21.00
80 – 120 orang
Dine in, take away
Saya makan di rumah makan Ayam Goreng Suharti cabang Krapyak Semarang. Lokasinya hanya sekitar 200 meter dari pintu tol Krapyak. Cukup strategis bagi para pemudik saat sedang melewati atau menuju Semarang melalui jalur pantura.
Sementara untuk rumah makan pusat di Yogyakarta atau cabang kota lainnya seperti Solo, Jakarta, Bandung, Bali dan Riau TemanJajan bisa cek dengan klik >> alamat Rumah Makan Ayam Goreng Suharti.
*) Klik dan baca informasi disclaimer atas konten tulisan berikut. Sehingga pembaca dapat meminimalisir kesalahan pahaman arti, makna, istilah, dan intensi dalam artikel ini.